Pruritus (gatal-gatal) adalah salah satu keluhan dalam gangguan dermatologis yang paling umum. Meskipun pruritus biasanya akibat dari penyakit kulit primer, dapat juga kondisi ini mencerminkan penyakit sistemik, y.i., diabetes mellitus, kelainan darah, atau kanker. Pruritus dapat disebabkan oleh obat-obat oral tertentu, kontak eksternal dengan preparat yang mengiritasi, atau iritasi panas (malaria). Dapat juga sebagai efek samping dari terapi radiasi, reaksi terhadap kemoterapi, atau gejala infeksi. Pruritus dapat terjadi pada lansia sebagai akibat kulit yang kering. Gatal-gatal juga dapat disebabkan oleh faktor psikologis.
ETIOLOGI
Pruritus dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan. Secara umum, penyebab pruritus dapat diklasifikasikan menjadi lima golongan, yaitu:
1. Pruritus local
Pruritus lokal adalah pruritus yang terbatas pada area tertentu di tubuh. Penyebabnya beragam, Beberapa Penyebab Pruritus Lokal:
- Kulit kepala : Seborrhoeic dermatitis, kutu rambut
- Punggung : Notalgia paraesthetica
- Lengan : Brachioradial pruritus
- Tangan : Dermatitis tangan
- dll
2. Gangguan sistemik
- Gangguan ginjal seperti Gagal ginjal kronik.
- Gangguan hati seperti Obstruksi biliaris intrahepatika atau ekstrahepatika.
- Endokrin/Metabolik seperti Diabetes, hipertiroidisme, Hipoparatiroidisme, dan Myxoedema.
- Gangguan pada Darah Defisiensi seng (anemia), Polycythaemia, Leukimia limfatik, dan Hodgkin's disease.
3. Gangguan pada kulit
Penyebab pruritus yang berasal dari gangguan kulit sangat beragam. Beberapa diantaranya, yaitu dermatitis kontak, kulit kering, prurigo nodularis, urtikaria, psoriasis, dermatitis atopic, folikulitis, kutu, scabies, miliaria, dan sunburn.
4. Pajanan terhadap factor tertentu
Pajanan kulit terhadap beberapa factor, baik berasal dari luar maupun dalam dapat menyebabkan pruritus. Faktor yang dimaksud adalah allergen atau bentuk iritan lainnya, urtikaria fisikal, awuagenic pruritus, serangga, dan obat-obatan tertentu (topical maupun sistemik; contoh: opioid, aspirin).
5. Hormonal
2% dari wanita hamil menderita pruritus tanpa adanya gangguan dermatologic. Pruritus gravidarum diinduksi oleh estrogen dan terkadang terdapat hubungan dengan kolestasis. Pruritus terutama terjadi pada trimester ketiga kehamilan, dimulai pada abdomen atau badan, kemudian menjadi generalisata. Ada kalanya pruritus disertai dengan anoreksi, nausea, dan muntah. Pruritus akan menghilang setelah penderita melahirkan. Ikterus kolestasis timbul setelah penderita mengalami pruritus 2-4 minggu. Ikterus dan pruritus disebabkan oleh karena terdapat garam empedu di dalam kulit. Selain itu, pruritus juga menjadi gejala umum terjadi menopause. Setidaknya 50% orang berumur 70 tahun atau lebih mengalami pruritus. Kelainan kulit yang menyebabkan pruritus, seperti scabies, pemphigoid nodularis, atau eczema grade rendah perlu dipertimbangkan selain gangguan sistemik seperti kolestasis ataupun gagal ginjal. Pada sebagian besar kasus pruritus spontan, penyebab pruritus pada lansia adalah kekeringan kulit akibat penuaan kulit. Pruritus pada lansia berespon baik terhadap pengobatan emollient.
PATOFISIOLOGI
Pruritus merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologic yang menimbulkan gangguan dermatologic yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (peniciate) yang hanya ditemukan dalam kuit, membrane mukosa dan kornea (Sher, 1992).
Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamine oleh ujung saraf yang memperberat gejala pruritus yang selanjutnya menghasilkan lingkaran setan rasa gatal dan menggaruk. Meskipun pruritus biasanya disebabkan oleh penyakit kulit yang primer dengan terjadinya ruam atau lesi sebagai akibatnya, namun keadaan ini bisa timbul tanpa manifestasi kulit apapun. Keadaan ini disebut sebagai esensial yang umumnya memiliki awitan yang cepat, bias berat dan menganggu aktivitas hidup sehari-hari yang normal.
MANIFESTASI KLINIS
1. Garukan, sering lebih hebat pada malam hari.
2. Ekskoriasi, kcmcrahan, arca penonjolan pada kulit (kutil).
3. Infeksi, peruhahan pigmentasi kulit.
4. Gatal yang amat sangat sehingga menyebabkan ketidakmampuan pada individu.
PENATALAKSANAAN
1. Penyebab pruritus harus diidentifikasi dan dihilangkan.
2. Hindari mencuci tangan dengan sabun dan air panas.
3. Pasang kompres dingin, es batu, atau benda-benda dingin yang mengandung mentol penyegar dan kamfer.
4. Dianjurkan mandi minyak (Lubath Alpha-Keri), kecuali bagi pasien lansia dan mereka yang mengalami gangguan keseimbangan jangan menambahkan minyak kedalam bak mandi karena bahaya tergelincir.
5. Steroid topikal untuk menurunkan gatal-gatal.
6. Antihistamin oral (difenhidramin [benadryl]).
7. Antidepresan trisiklik (doksepin [Sinequan] diresepkan bila pruritus mempunyai asal dari neuropsikogenik.
0 comments:
Post a Comment